Kamis, 31 Maret 2016

Renungan : Kristen Wajib Punya "KASIH"





KRISTEN WAJIB PUNYA "KASIH"
(1 Korintus 13:1-13)
Menyatakan diri sebagai seorang Kristen berarti harus berupaya menjadi seperti KRISTUS yaitu senantiasa menjadikan YESUS KRISTUS sebagai teladan hidup (telah dibahas dalam renungan “ARTI KRISTEN”), dimana sekalipun telah difitnah, dicemooh, dan dikhianati, YESUS KRISTUS terus tampil membawa “Kasih”.
Sehingga, bagi pengikut KRISTUS, diwajibkan untuk senantiasa menanamkan “Kasih” dalam diri mereka, selayaknya apa yang telah di lakukan oleh YESUS. Dan ini adalah Firman TUHAN yang bisa kita baca bersama dalam 1 Korintus 13:1-13, :
1. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
2. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
3. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
4. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
5. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
6. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
7. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
8. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
9. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
10. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
11. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
12. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Dalam Firman TUHAN ini jelas dinyatakan mengenai bagaimana seharusnya kepercayaan iman Kristen itu bersaksi untuk TUHAN YESUS lewat perilaku yang senantiasa menampilkan “Kasih”
Firman TUHAN ini mau mengajarkan dan mengajak kita untuk :
    1.      Berperilaku baik dalam kita menjalankan hari – hari kehidupan ini
    2.      Senantiasa memiliki rasa peduli dengan orang lain
    3.      Memiliki sikap toleransi dengan sesama kita manusia
   4.   Tidak menyombongkan diri dengan apa yang telah TUHAN   berikan
    5.      Tidak bersikap untuk menindas kelompok minoritas
6.      Tidak membalas kejahatan apa pun, termasuk penghinaan akan kepercayaan kita,
7.      TUHAN lah yang berhak untuk menghakimi dan menyatakan kebenaran
Ketika “Kepercayaan” dan “Kasih” tidak berjalan beriringan dalam kehidupan kita, maka yang ada “Kesombongan iman yang menyesatkan”, sehingga apa pun yang kita lakukan , senantiasa kita berpikir kitalah yang paling benar dari orang lain.
Surat pertama Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus ini ditulis untuk membahas persoalan – persoalan yang timbul di dalam kehidupan jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu. Paulus menyatakan :
1.      Pada waktu itu Korintus adalah sebuah kota Yunani, ibukota provinsi Akhaya yang termasuk wilayah pemerintahan Roma yang penduduknya terdiri dari banyak macam bangsa, terkenal karena kemajuannya dalam perdagangan, kebudayaannya yang tinggi, dan adanya bermacam – macam agama di situ.
2.      Namun sangat disayangkan “Kasih” tidak nyata dalam kehidupan waktu itu temasuk dalam kehidupan umat Kristen saat itu tidak nyata “Kasih” yang senantiasa menggambarkan pribadi KRISTUS sebagai pedoman umat Kristiani.
3.      Persoalan tentang perpecahan dan kebejatan di dalam jemaat, dan tentang persoalan – persoalan percabulan dan perkawinan, persoalan hati nurani, tata tertib dalam jemaat, karunia – karunia Roh Allah, dan tentang bangkitnya orang mati, membuat Paulus harus menyatakan dan menunjukkan bagaimana Kabar Baik seharusnya dilakukan umat manusia terlebih umat KRISTUS berdasarkan Firman TUHAN yang jelas dapat kita baca pada pasal 13 (dari semua pasal dalam surat Korintus, pasal tersebutlah yang paling terkenal di antara semua pasal lainnya di surat Korintus tersebut) :
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Itulah yang seharusnya melukiskan ciri – ciri kasih yang sejati.
Persoalan – persoalan yang digambarkan nyata mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen yang juga kini terjadi di kehidupan zaman yang sudah semakin modern, yang senantiasa penuh dengan keragaman perbedaan.
Namun sesuai dengan surat Paulus pada jemaat Korintus yang juga merupakan Firman TUHAN, mau mengajak kita umat yang percaya, untuk :
Nyatakan “Kasih” KRISTUS dalam kehidupan kita,
Nyatakan “Kasih” KRISTUS dalam pernyataan kepercayaan iman kita.
Sebagaimana TUHAN telah mengasihi kita tanpa henti-hentinya. Sebagai tanda kasih TUHAN kepada kita dengan selalu mengampuni kita, maka dalam 1 Korintus 13:1-13 ini Rasul Paulus menegaskan bahwa karunia yang paling utama yang harus dipraktekkan oleh setiap warga gereja untuk membangun tubuh Kristus adalah “KASIH”.
Dari Firman TUHAN kali ini, mengajarkan kita tentang :
1.      Semua karunia sehebat apa pun, akan menjadi sia-sia tanpa kasih dan tidak berguna bagi orang lain dan juga bagi diri sendiri.
2.      Bila kita percaya bahwa YESUS rela mengorbankan diri-NYA demi menebus kita maka kita telah merasakan “Kasih”  TUHAN itu tidak terbatas atas diri kita. Jadi sepatutnya sebagai anak-anak TUHAN, kita pun seharusnya bisa merefleksikan kasih TUHAN yang tidak terbatas itu kepada orang lain.
3.      Kasih sejati akan membuat kita memberi dengan sukacita, tanpa menyimpan apapun di balik pemberian, dan tidak mengharapkan apapun, bahkan ucapan terima kasih sekalipun.
4.      Kasih sejati adalah kasih yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
5.      Kasih sejati tidak mengharapkan balasan, tidak pamrih, dan keluar dari hati sebagai ungkapan kasih kita terhadap orang lain.
Semuanya itu penting kita nyatakan dalam kehidupan kita sebagai umat Kristiani yang percaya akan karya keselamatan YESUS KRISTUS.
Penekanan Paulus tentang kasih sebagai jiwa dan jati diri kekristenan kepada orang-orang Kristen di Korintus saat itu merupakan salah satu bentuk ungkapan yang memprihatinkan dirinya. Jemaat Korintus yang merasa dirinya memiliki karunia dari TUHAN, menjadi sombong dan mulai menganggap bahwa diri mereka lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan jemaat yang tidak memiliki karunia tersebut.
Untuk itu, jangan lah kita mengulangi kembali apa yang telah dilakukan jemaat Korintus saat itu, saat sebelum datangnya surat Paulus, karena surat Paulus bagi jemaat Korintus tersebut telah nyata mengajarkan bagaimana seharusnya mencerminkan sifat KRISTUS.
Belajarlah berupaya melakukan apa yang seharunya dilakukan dan senantiasa lah menanamkan sifat “Kasih” :
Ø  Saling menghargai
Ø  Saling menghormati
Ø  Sabar,
Ø  Kemurahan hati,
Ø  Tidak cemburu,
Ø  Senantiasa sopan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan,
Ø  Tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri.
Ø  Tidak mementingkan diri sendiri.
Dan mereka yang hidup dalam “Kasih” lah yang akan dihidupkan Kristus.
Karena itu Firman TUHAN lewat surat Paulus tersebut nyata memberikan ketegasan bahwa :
1.      Kepandaian berbicara, bernubuat, memiliki hikmat dan pengetahuan manusia jika tidak disertai “Kasih” hanya akan menciptakan kegaduhan, dan membuat dirinya tidak berharga.
2.      Orang yang tidak memiliki “Kasih” dalam hidupnya, tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal.
3.      Umat Kristen masa kini, kita diharuskan untuk menyatakan kasih Kristus itu dalam segala aspek kehidupan kita.
4.      Jangan hanya mementingkan diri sendiri, karena ke-sia – sia-an lah yang ada di akhir kehidupannya (Jelas nyata dalam Ayat 4-8).
5.      “Kasih” itu mutlak untuk kualitas kehidupan di kalangan Gereja Kristen sendiri. Jauh melebihi nubuat, kesembuhan ilahi, hikmat, bahasa roh.
6.      “Kasih” itu abadi. Bahkan bila dibandingkan dengan iman dan pengharapan sekali pun, ternyata “Kasih”lah yang abadi.
7.      “Kasih” akan saudara – saudara perlu ditambah dengan “kasih” akan semua orang. Sebab kasih kepada semua orang adalah kasih kepada sesama manusia. Ini adalah hukum yang terutama yang diperintahkan oleh TUHAN YESUS (Mat. 5:43-48; 22:39).
Bagi orang percaya, "Kasih" haruslah diwujudkan dalam tindakan nyata. Karena ada banyak orang hidup tanpa pernah merasakan kasih yang nyata. Tugas kitalah sebagai orang-orang percaya adalah untuk menyatakan kasih yang lain daripada yang lain kepada dunia yang membutuhkan.
Selain itu :
Kasih Adalah Pengikat Yang Mempersatukan Dan Menyempurnakan Segala Hal
Jadi Kasih Itu Tidak Boleh Hanya Bersifat Eksklusif.
(Kol.3:14).
Ingat :
Orang Kristen adalah garam dunia dan terang dunia (Mat. 5:13-16).
Jadi kita harus memberi warna yang berbeda.
Oleh sebab itu betapa hebatnya efek yang dihasilkan oleh hati yang penuh kasih itu.
Karena nyata dalam isi Alkitab yang menyatakan Firman TUHAN, memberi pesan dan perintah bagi kita untuk menyadari bahwa semua perintah TUHAN mempunyai dasar “Kasih”,.
Rasul Paulus mengatakan bahwa :
Walaupun seseorang dapat berbicara dengan semua bahasa manusia dan malaikat,
Dapat bernubuat, memiliki seluruh pengetahuan, memiliki iman, membagi - bagikan harta
maupun menyerahkan diri dan siap untuk dibakar,
namun tanpa kasih,
maka semuanya menjadi tidak berguna.

Agustinus seorang bapak gereja ternama pun mengatakan:
”Jika seseorang memiliki kasih, maka orang tersebut dapat berbuat apapun”.
Agustinus melihat betapa pentingnya posisi kasih itu. Kasih TUHAN lebih dari segalanya. Kasih seperti inilah yang menjadi dasar spiritualitas dari setiap pemimpin Kristiani.
Dalam Ayat 8-13.
1.      Menjadi penegasan Firman TUHAN melalui surat Paulus kepada jemaat di Korintus
2.      Menyatakan bahwa ketika Iman dan pengharapan bekerja bersamaan, harus disertai “Kasih”  untuk melengkapi pekerjaan tersebut sehingga benar – benar menyatakan pekerjaan KRISTUS.
3.      Iman akan TUHAN YESUS Kristus, akan menimbulkan pengharapan akan berkat, penyertaan, perlindungan, keselamatan, pertolongan, jawaban doa, kedatangan-Nya kembali, dan sebagainya.
4.      Kalau kita sudah beriman dan memiliki pengharapan, tentunya akan menjalankan apa yang diajarkan oleh-Nya. Tentu sekali ajaran yang paling penting adalah hukum “Kasih”.
5.      Barangsiapa menjadi milik Kristus YESUS, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Kasih melengkapi iman dan pengharapan, dan dengan kasih kita dikenal sebagai murid-murid Kristus (Yoh 13:34-35).
Maka :
1.      Jadilah  orang Kristen yang memiliki “Kasih” bukan sekadar identitas atau ciri kekristenan tetapi jiwa dan jati diri kekristenan.
2.      Karena “Kasih” adalah sesuatu yang mutlak ada dalam kehidupan orang Kristen. Semua karunia yang dimiliki orang Kristen, tidak berarti apa-apa jika tidak didasari oleh kasih. Karena kita adalah milik Kristus, dan hidup di dalam Kristus.
Oleh sebab itu, marilah kita saling mengasihi, saling membangun iman, saling memberikan pengharapan. Di tengah keadaan dunia yang semakin memburuk. Jadikanlah senantiasa kasih sebagai tujuan tertinggi dan garis akhir yang paling ingin kita raih. Rasul Yohanes berkata: “Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yoh. 3:18). Amin..
KASIH adalah CIRI KHAS ORANG KRISTEN,
KASIH adalah JATI DIRI ORANG KRISTEN.





Selasa, 29 Maret 2016

RENUNGAN : Menjadi Orang Tua KRISTEN



Kepercayaan Menjadi ORANG TUA  Di Zaman Modern

Mendapatkan kepercayaan menjadi orang tua merupakan suatu tugas berat yang seharusnya menjadi pembahasan kita ketika memilih untuk menyandang predikat “Orang tua”.
Menjadi Orang tua bukanlah sekedar menjadi suatu trend yang harus cepat – cepat disandang oleh pasangan suami – istri yang sudah menikah.
Namun ketika TUHAN mempercayakan kita untuk menjadi orang tua, seharusnya kita harus sudah siap untuk merencanakan bagaimana menjadi orang tua modern bagi anak – anak yang akan hidup berkembang didunia modern ini juga. Karena tantangan menjadi orang tua di zaman modern saat ini membutuhkan kesiapan iman yang lebih kuat lagi akan KRISTUS, untuk menjadi pegangan kuat dalam mengajarkan anak – anak kita untuk bertahan hidup di dunia modern ini yang sesuai dengan ajaran KRISTUS.
Firman TUHAN pun mengharapkan kita mampu mempertaggungjawabkan apa yang telah dipercayakan kepada kita. Sebagai orang tua kita diharapkan dapat mengajarkan firman Tuhan dan mengawasi pergaulan mereka sebagai langkah awal membangun masa depan anak muda sehingga menjadi anak muda yang senantiasa bertumbuh dalam KRISTUS. Seperti halnya yang di Firmankan TUHAN :

Supaya anak-anak muda kita memiliki rasa takut akan Tuhan kita harus menanamkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan sedari kecil, karena firman Tuhan adalah perisai dan filter paling ampuh untuk dapat tetap berada dalam pergaulan positif
(baca  Mazmur 119:9)

1.      Kapan seharusnya orang tua mendidik anak nya ? 

Dalam kitab Ulangan 11:19 jelas dikatakan,
“Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Maksudnya :
Dalam menghadapi kehidupan yang semakin hari semakin bertambah modern seperti apa yang kita hadapi saat ini, para orangtua dituntut agar bisa lebih :
1)      Melakukan pendekatan terhadap anak
2)      Menguasai segala sesuatu dari perkembangan sarana teknologi
3)      Mengetahui bagaimana cara pergaulan yang semakin marak terjadi 

Sehingga :
1)      Orang tua tidak kalah langkah dan tidak bisa dibodohi oleh anak – anak yang semakin pandai dari orang tua dari segi kemajuan teknologi dan pergaulan.
2)      Anak bisa menganggap orangtua sebagai “teman” dalam hal Berbagi cerita soal pergaulan disekolah dan dilingkungan pertemanan hingga berbagi cerita tentang kedekatan dengan lawan jenis
3)      Orang tua bisa mengawasi pergaulan anak secara baik tanpa merasa takut akan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma – norma agama
4)      Orang tua bisa memberikan masukan yang baik, yaitu memberikan masukan yang sesuai dengan pemahaman anak modern tanpa harus dengan kata – kata kasar, makian bahkan sikap kasar lainnya yang bisa membuat anak tertutup dan berusaha menyembunyikan apa yang sebenarnya mereka lakukan.

2.      Bagaimana Cara mendidik anak muda ?
Seperti yang telah dibahas, mendidik anak muda zaman sekarang ini tidak seharusnya selalu menggunakan ikap atau tindakan kasar. Cukup dengan coba belajar hidup dizaman yang modern ini, belajar menjadi anak modern dan berikan didikan yang berguna lewat pemberian  masukan – masukan yang lebih membangun dan sesuai dengan firman TUHAN.
Hal ini jelas dibahas dalam kitab Amsal 22:1-16
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."  Amsal 22:6
Karena ketika kekerasan yang diberikan untuk mendidik anak – anak yang hidup di zaman yang modern ini dipastikan perlawanan dan bahkan pemberontakan menuju jalan negatiflah yang akan menjadi pilihan anak muda saat ini.

3.      Apa yang harus di ingatkan orang tua bagi anak yag hidup di dunia modern ?

Tidak dapat dipungkiri, pergaulan anak muda zaman modern ini sungguh sangat cepat berkembang sekalipun mereka hanya berada dalam rumah ataupun hanya terus diam didalam kamar. Sarana teknologi yang semakin canggih dan akses informasi yang semakin maju berkembang dengan baik, terus memudahkan anak muda dalam bergaul. Sehingga orang tua pun dituntuk bisa menjadi orangtua yang modern yang terus Up Date tentang kemajuan modern agar bisa selangkah lebih maju dari anak – anak modern saat ini dengan tujuan bisa mengawasi apa yang mereka lakukan. 

Dan teruslah mengingatkan tentang kebenaran Firman TUHAN, yaitu :

1)      Jangan sampai engkau terjerumus kepada pergaulan sesat, karena masa depanmu dipengaruhi oleh apa yang kaulakukan pada masa muda. 

Sebab ada Firman TUHAN tertulis :
"Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."  (1 Korintus 15:33),

Maksudnya :
Tuhan ingin agar anak-anak muda tetap berjalan dalam kebenaran.

Pergaulan memang dibutuhkan, tetapi mereka harus tetap berada dalam pergaulan yang sehat dan positif.  Dengan siapa anak muda bergaul, seperti itulah mereka akan terbentuk.  Jika mereka bergaul dengan teman-teman yang cerdas, takut akan Tuhan, rajin beribadah, aktif pelayanan di gereja atau kegiatan positif lainnya seperti olah raga, maka anak muda itu akan menjadi seperti teman-temannya.  Sebaliknya, jika anak muda bergaul dengan teman-teman yang punya kebiasaan buruk:  merokok, suka bolos, nongkrong tiap malam, bergaul bebas, pemakai narkoba, maka tinggal menunggu waktu saja mereka akan menjadi sama dengan teman-temannya itu.  

2)      Firman TUHAN pun jelas dalam Pengkotbah sangat memperingatkan dengan keras kepada kita semua terkhusus anak – anak muda KRISTUS,  
"Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!"  
(Pengkotbah 11:9).