KRISTEN WAJIB PUNYA "KASIH"
(1 Korintus
13:1-13)
Menyatakan diri sebagai seorang Kristen berarti harus berupaya menjadi
seperti KRISTUS yaitu senantiasa menjadikan YESUS KRISTUS sebagai teladan hidup
(telah dibahas dalam renungan “ARTI KRISTEN”), dimana sekalipun telah difitnah,
dicemooh, dan dikhianati, YESUS KRISTUS terus tampil membawa “Kasih”.
Sehingga, bagi pengikut KRISTUS, diwajibkan untuk senantiasa menanamkan
“Kasih” dalam diri mereka, selayaknya apa yang telah di lakukan oleh YESUS. Dan
ini adalah Firman TUHAN yang bisa kita baca bersama dalam 1 Korintus 13:1-13,
:
1. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua
bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku
sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
2. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk
bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan;
dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi
jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
3. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu
yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku
tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
4. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia
tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
5. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak
mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan
orang lain.
6. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan,
tetapi karena kebenaran.
7. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
8. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan
berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
9. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat
kita tidak sempurna.
10. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang
tidak sempurna itu akan lenyap.
11. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata
seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti
kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat
kanak-kanak itu.
12. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu
gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.
Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan
mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu
iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Dalam Firman
TUHAN ini jelas dinyatakan mengenai bagaimana seharusnya kepercayaan iman Kristen
itu bersaksi untuk TUHAN YESUS lewat perilaku yang senantiasa menampilkan “Kasih”.
Firman TUHAN
ini mau mengajarkan dan mengajak kita untuk :
2.
Senantiasa memiliki rasa peduli dengan orang lain
3.
Memiliki sikap toleransi dengan sesama kita manusia
4. Tidak menyombongkan diri dengan apa yang telah TUHAN
berikan
5.
Tidak bersikap untuk menindas kelompok minoritas
6.
Tidak membalas kejahatan apa pun, termasuk penghinaan
akan kepercayaan kita,
7.
TUHAN lah yang berhak untuk menghakimi dan menyatakan
kebenaran
Ketika “Kepercayaan”
dan “Kasih” tidak berjalan beriringan dalam kehidupan kita, maka yang ada “Kesombongan iman yang menyesatkan”, sehingga
apa pun yang kita lakukan , senantiasa kita berpikir kitalah yang paling benar
dari orang lain.
Surat
pertama Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus ini ditulis untuk
membahas persoalan – persoalan yang timbul di dalam kehidupan jemaat yang telah
didirikan oleh Paulus di Korintus itu. Paulus menyatakan :
1.
Pada waktu itu Korintus adalah sebuah kota Yunani,
ibukota provinsi Akhaya yang termasuk wilayah pemerintahan Roma yang
penduduknya terdiri dari banyak macam bangsa, terkenal karena kemajuannya dalam
perdagangan, kebudayaannya yang tinggi, dan adanya bermacam – macam agama di
situ.
2.
Namun sangat disayangkan “Kasih” tidak nyata dalam
kehidupan waktu itu temasuk dalam kehidupan umat Kristen saat itu tidak nyata “Kasih”
yang senantiasa menggambarkan pribadi KRISTUS sebagai pedoman umat Kristiani.
3.
Persoalan tentang perpecahan dan kebejatan di dalam
jemaat, dan tentang persoalan – persoalan percabulan dan perkawinan, persoalan
hati nurani, tata tertib dalam jemaat, karunia – karunia Roh Allah, dan tentang
bangkitnya orang mati, membuat Paulus harus menyatakan dan menunjukkan
bagaimana Kabar Baik seharusnya dilakukan umat manusia terlebih umat KRISTUS
berdasarkan Firman TUHAN yang jelas dapat kita baca pada pasal 13 (dari semua pasal
dalam surat Korintus, pasal tersebutlah yang paling terkenal di antara semua
pasal lainnya di surat Korintus tersebut) :
“Demikianlah
tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling
besar di antaranya ialah kasih.”
Itulah yang seharusnya melukiskan ciri – ciri kasih
yang sejati.
Persoalan – persoalan
yang digambarkan nyata mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen yang juga
kini terjadi di kehidupan zaman yang sudah semakin modern, yang senantiasa
penuh dengan keragaman perbedaan.
Namun sesuai
dengan surat Paulus pada jemaat Korintus yang juga merupakan Firman TUHAN, mau
mengajak kita umat yang percaya, untuk :
Nyatakan “Kasih” KRISTUS dalam kehidupan kita,
Nyatakan “Kasih” KRISTUS dalam pernyataan kepercayaan
iman kita.
Sebagaimana TUHAN
telah mengasihi kita tanpa henti-hentinya. Sebagai tanda kasih TUHAN kepada
kita dengan selalu mengampuni kita, maka dalam 1 Korintus 13:1-13 ini Rasul
Paulus menegaskan bahwa karunia yang paling utama yang harus dipraktekkan oleh
setiap warga gereja untuk membangun tubuh Kristus adalah “KASIH”.
Dari Firman
TUHAN kali ini, mengajarkan kita tentang :
1.
Semua karunia sehebat apa pun, akan menjadi sia-sia
tanpa kasih dan tidak berguna bagi orang lain dan juga bagi diri sendiri.
2.
Bila kita percaya bahwa YESUS rela mengorbankan diri-NYA
demi menebus kita maka kita telah merasakan “Kasih”
TUHAN itu tidak terbatas atas diri kita.
Jadi sepatutnya sebagai anak-anak TUHAN, kita pun seharusnya bisa merefleksikan
kasih TUHAN yang tidak terbatas itu kepada orang lain.
3.
Kasih sejati akan membuat kita memberi dengan
sukacita, tanpa menyimpan apapun di balik pemberian, dan tidak mengharapkan
apapun, bahkan ucapan terima kasih sekalipun.
4.
Kasih sejati adalah kasih yang tidak mencari
keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang
lain.
5.
Kasih sejati tidak mengharapkan balasan, tidak
pamrih, dan keluar dari hati sebagai ungkapan kasih kita terhadap orang lain.
Semuanya itu
penting kita nyatakan dalam kehidupan kita sebagai umat Kristiani yang percaya
akan karya keselamatan YESUS KRISTUS.
Penekanan
Paulus tentang kasih sebagai jiwa dan jati diri kekristenan kepada orang-orang
Kristen di Korintus saat itu merupakan salah satu bentuk ungkapan yang
memprihatinkan dirinya. Jemaat Korintus yang merasa dirinya memiliki karunia
dari TUHAN, menjadi sombong dan mulai menganggap bahwa diri mereka lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan dengan jemaat yang tidak memiliki karunia tersebut.
Untuk itu,
jangan lah kita mengulangi kembali apa yang telah dilakukan jemaat Korintus
saat itu, saat sebelum datangnya surat Paulus, karena surat Paulus bagi jemaat Korintus tersebut telah nyata
mengajarkan bagaimana seharusnya mencerminkan sifat KRISTUS.
Belajarlah
berupaya melakukan apa yang seharunya dilakukan dan senantiasa lah menanamkan
sifat “Kasih” :
Ø Saling menghargai
Ø Saling menghormati
Ø Sabar,
Ø Kemurahan
hati,
Ø Tidak
cemburu,
Ø Senantiasa
sopan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan,
Ø Tidak
mencari keuntungan bagi diri sendiri.
Ø Tidak mementingkan
diri sendiri.
Dan mereka
yang hidup dalam “Kasih” lah yang akan dihidupkan Kristus.
Karena itu Firman
TUHAN lewat surat Paulus tersebut nyata memberikan ketegasan bahwa :
1.
Kepandaian berbicara, bernubuat, memiliki hikmat dan
pengetahuan manusia jika tidak disertai “Kasih”
hanya akan menciptakan kegaduhan, dan membuat dirinya tidak berharga.
2.
Orang yang tidak memiliki “Kasih” dalam hidupnya, tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang
kekal.
3.
Umat Kristen masa kini, kita diharuskan untuk
menyatakan kasih Kristus itu dalam segala aspek kehidupan kita.
4.
Jangan hanya mementingkan diri sendiri, karena ke-sia –
sia-an lah yang ada di akhir kehidupannya (Jelas nyata dalam Ayat 4-8).
5.
“Kasih” itu mutlak
untuk kualitas kehidupan di kalangan Gereja Kristen sendiri. Jauh melebihi
nubuat, kesembuhan ilahi, hikmat, bahasa roh.
6.
“Kasih” itu abadi.
Bahkan bila dibandingkan dengan iman dan pengharapan sekali pun, ternyata “Kasih”lah yang abadi.
7.
“Kasih” akan
saudara – saudara perlu ditambah dengan “kasih”
akan semua orang. Sebab kasih kepada semua orang adalah kasih kepada sesama
manusia. Ini adalah hukum yang terutama yang diperintahkan oleh TUHAN YESUS
(Mat. 5:43-48; 22:39).
Bagi orang
percaya, "Kasih" haruslah diwujudkan dalam tindakan nyata. Karena ada banyak
orang hidup tanpa pernah merasakan kasih yang nyata. Tugas kitalah sebagai
orang-orang percaya adalah untuk menyatakan kasih yang lain daripada yang lain
kepada dunia yang membutuhkan.
Selain itu :
Kasih Adalah Pengikat Yang Mempersatukan Dan Menyempurnakan Segala Hal
Jadi Kasih Itu Tidak Boleh Hanya Bersifat Eksklusif.
(Kol.3:14).
Ingat :
Orang Kristen adalah garam dunia dan terang dunia
(Mat. 5:13-16).
Jadi kita harus memberi warna yang berbeda.
Oleh sebab
itu betapa hebatnya efek yang dihasilkan oleh hati yang penuh kasih itu.
Karena nyata
dalam isi Alkitab yang menyatakan Firman TUHAN, memberi pesan dan perintah bagi
kita untuk menyadari bahwa semua perintah TUHAN mempunyai dasar “Kasih”,.
Rasul Paulus
mengatakan bahwa :
Walaupun seseorang dapat berbicara dengan semua bahasa manusia dan
malaikat,
Dapat bernubuat, memiliki seluruh pengetahuan, memiliki iman, membagi - bagikan
harta
maupun menyerahkan diri dan siap untuk dibakar,
namun tanpa kasih,
maka semuanya menjadi tidak berguna.
Agustinus seorang bapak gereja
ternama pun mengatakan:
”Jika seseorang memiliki kasih, maka orang tersebut
dapat berbuat apapun”.
Agustinus
melihat betapa pentingnya posisi kasih itu. Kasih TUHAN lebih dari segalanya.
Kasih seperti inilah yang menjadi dasar spiritualitas dari setiap pemimpin
Kristiani.
Dalam Ayat
8-13.
1.
Menjadi penegasan Firman TUHAN melalui surat Paulus
kepada jemaat di Korintus
2.
Menyatakan bahwa ketika Iman dan pengharapan bekerja
bersamaan, harus disertai “Kasih” untuk melengkapi pekerjaan tersebut sehingga
benar – benar menyatakan pekerjaan KRISTUS.
3.
Iman akan TUHAN YESUS Kristus, akan menimbulkan
pengharapan akan berkat, penyertaan, perlindungan, keselamatan, pertolongan,
jawaban doa, kedatangan-Nya kembali, dan sebagainya.
4.
Kalau kita sudah beriman dan memiliki pengharapan,
tentunya akan menjalankan apa yang diajarkan oleh-Nya. Tentu sekali ajaran yang
paling penting adalah hukum “Kasih”.
5.
Barangsiapa menjadi milik Kristus YESUS, ia telah
menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Kasih melengkapi
iman dan pengharapan, dan dengan kasih kita dikenal sebagai murid-murid Kristus
(Yoh 13:34-35).
Maka :
1.
Jadilah orang
Kristen yang memiliki “Kasih” bukan sekadar
identitas atau ciri kekristenan tetapi jiwa dan jati diri kekristenan.
2.
Karena “Kasih” adalah
sesuatu yang mutlak ada dalam kehidupan orang Kristen. Semua karunia yang
dimiliki orang Kristen, tidak berarti apa-apa jika tidak didasari oleh kasih.
Karena kita adalah milik Kristus, dan hidup di dalam Kristus.
Oleh sebab
itu, marilah kita saling mengasihi, saling membangun iman, saling
memberikan pengharapan. Di tengah keadaan dunia yang semakin memburuk.
Jadikanlah senantiasa kasih sebagai tujuan tertinggi dan garis akhir yang
paling ingin kita raih. Rasul Yohanes berkata: “Marilah kita mengasihi bukan
dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam
kebenaran” (1Yoh. 3:18). Amin..
KASIH adalah CIRI KHAS ORANG KRISTEN,